SETELAH MEMBACA, JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN FOLLOW

Kamis, 13 Maret 2014

HARTA ATAU LINGKUNGAN?

Kalimat itu memang tidak cocok jika digunakan untuk mengancam seseorang. Karena pada umunnya, mereka mengucap “HARTA ATAU NYAWA?”. Tapi menurut saya, ini merupakan suatu ancaman yang lebih serius. Kita tahu bahwa lingkungan merupakan aset atau harta terbesar umat manusia. Jika tak ada lingkungan :
  1. Dimana kita tinggal?
  2. Dari mana kita mendapatkan makanan?
  3. Bagaimana cara kita memenuhi kebutuhan?
  4. Kapan kita bisa belajar memahami satu sama lain?
  5. Apa yang bisa kita lakukan?
Pentingnya peran lingkungan hanya disadari oleh beberapa bahkan hanya segelintir orang, Bisa jadi tak lepas dari hitungan tangan. Mari tengok lebih dalam. Mulailah pahami betapa lingkungan kita ingin suatu kebebasan.

***

Manusia menuntut ilmu setinggi-tingginya, saat memperoleh nilai yang memuaskan dan mempunyai pengetahuan yang luas, ada suatu instansi yang menawarkan pekerjaan. Pilihannya :

  1. Maukah anda mengabdi kepada lingkungan atas nama instansi saya yang mempunyai Visi dan Misi berbasis lingkungan? Namun gaji anda tidak tetap, kurang lebih 3 atau 4 juta per bulan. Bagaimana?
  2. Maukah anda bekerja untuk saya dan untuk perusahaan ini sebagai manajer dengan gaji Rp50.000.000,00 per bulan? Anda tidak perlu pergi ke tempat pembuangan limbah, mengawasinya ataupun memikirkan dampaknya bagi lingkungan, anda hanya mengawasi keluar masuknya barang. Bagaimana?
Siapa yang memilih pilihan pertama, saya akan acungkan jempol. Namun saya berani berkata bahwa kebanyakan dari kita akan memilih pilihan ke dua. Tentunya karena ada iming-iming gaji yang tinggi.

Sadar atau tidak, harta menjadi prioritas utama bagi manusia. Kita hanya melihat sisi enaknya saja. Kita tak berpikir sedikitpun tentang kelangsungan hidup kedepannya, tentang timbal balik kita terhadap lingkungan. Saat ini, banyak bencana yang terjadi, seperti banjir, gunung meletus, longsor, kebakaran hutan, dll. Itu merupakan bentuk protes alam kepada manusia yang tak tahu diri. Yang menebang pohon di hutan tanpa melakukan reboisasi, yang membuang sampah di sungai-sungai, yang membangun gedung gedung tinggi tanpa menyisakan lahan untuk ditanami. 
Jika saja yang kita lakukan adalah :



Banjir tak akan terjadi di Ibu Kota.

Mulai saat ini, belajarlah saling menghargai. Lingkungan tidak tinggal diam jika yang kita lakukan adalah merusaknya.



Oleh : Nuroida Ulfa Khusnul Fatimah

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.