SETELAH MEMBACA, JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN FOLLOW

Sabtu, 15 Maret 2014

NAMA BENDA DIGANTI DENGAN MEREK DAGANG

SPIDOL - merek filt pen
RINSO - merek deterjen
AQUA - air dalam kemasan
SANYO - mesin pompa air
WALKMAN - pemutar kaset portabel
HANDYCAM - perekam video
ODOL - pasta gigi
TIPEX - cairan untuk koreksi
STABILLO - pena pencerah jelas tulisan
SASA - merek vetsin atau MSG
***

Pembeli : Bu, beli Aqua botol 1
Penjual  : Yang apa nak?
Pembeli : Club aja deh bu.

Ada lagi,

Istri     : Pa, hidupkan sanyo ya! Mama mau cuci piring.
Suami  : Iya

Ada juga postingan di facebook (perhatikan kotak merah)
Wah wah.. ternyata masyarakat sekitar lebih akrab dengan merek dagangnya daripada nama benda yang sesungguhnya. Jika saja mereka terekam kamera televisi, akan terdengar bunyi *tiiiiittt* berkali-kali karena mereka menyebut merek dagang dari suatu benda yang dimaksud.

Mengapa hal demikian dapat terjadi?
Menurut saya, hal itu terjadi karena :

  1. Merek tersebut merupakan merek pertama dari produk benda yang dimaksud. (misal : Aqua adalah merek pertama dari air mineral)
  2. Kebanyakan dari masyarakat lebih percaya dengan barang-barang yang telah laku keras di pasaran.
  3. Saat merek itu keluar dan terpublikasi di telinga masyarakat, tak banyak produk lain yang menjadi daya saing.
  4. Merek tersebut mudah dijumpai di lingkungan sekitar. Dengan kata lain LARIS
Saya juga tak berlaku munafik, kerap kali saya mengucapkan SASA kepada penjual baso. Karena penjual baso tak mengerti saat saya mengucapkan "Tidak pakai MSG ya pak"

Terkadang, saat kita mengucapkan kebenaran, justru orang lain menertawakan dan mengolok-olok kita, "Dasar nora'. Bahasanya aneh". 
Misalnya saat saya mengucapkan, "Ada pemutar kaset portabel yang harganya dibawah Rp150.000,00?". Lantas penjual itu berkata, "Walkman mbak?"

Susahnya mengubah pola pikir masyarakat. 
BUKANKAH KITA HARUS BERUSAHA UNTUK BERBAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR?

Oleh : Nuroida Ulfa Khusnul Fatimah
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.